Selasa, 04 Maret 2014

Metodelogi Sosiologi Politik

Dalam sosiologi politik kebanyakan ilmuwan sering kali menelaah terhadap metode kuantitatif, yaitu suatu metode yang menggunakan survey-survei statistic dan kumpulan-kumpulan data agresif. Namun dalam perkembangan ilmu-ilmu social, banyak ilmuan merasa tidak puas hanya menggunakan metode kuantitatif, karena trurut menghadirkan metode kualitatif sebagai jawaban terhadap kebutuhan penelitian yang makin kompleks.
1.      Metode Kuantitatif
Pada metode kuantitatif, para peneliti sosiologi politik anakan mengemukakan telaah berdasarkan teknik- teknik statistic yang terkadang terkesan rumit, mungkin membosankan. Metodelogi kuantitatif memiliki keunggulan kaena ia mampu menyajikan fakta secara menyeluruh dan fakta itu terhindar dari kemungkinan membingungkan pembacanya karena metode kuantitatif relative terhindar dari interprestasi pembuatanya.

Untuk mengumpulkan fakta-fakta kuantitatif harus bersunggug sungguh mendapatkan wawasan dan pengertian – pengertian melalui surve terhadap responden – responden dan yang lebih terpenting adalah penggunaan studi kasus.
2.      Penelitian Kualitatif
Metode kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data yang bersifat diskriptif, yaiutu berupa kata –kata yang tertulis ata lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati. Fakta kualitatif lazimnya adalah sebuah suatu kejadian  berdasarkan hasil pengamatan.
Metode kaualitatif di anggap unik karena mencerminkan dunia tingkah laku manusia. Dalam sosiologi politik mencerminkan tingkah laku masyaraka politik. Fakta dalam kualitatif tidak jauh berbeda dengan fakta yang ada pada metodelogi kuantitatif, faktanya didapat melalui observasi dan wawancara. Fakta kuantitatif lebih menekankan rumusan fakta dalam bentuk statistic, sedangkan kulitatif pada bentuk uraian kata- kata rasional. Pada metodelogi kualitatif ada beberapa tahapan yang sangat penting, Pertama, tahap orientasi. Yaitu mencermati gejala umum dan informasisecara umum dari perilaku politik masyarakat. berguna untuk menentukan focus yang akan di telaah/ teliti. Kedua, tahap eksplorasi. Yaitu suatu telaah di harapka lebih terarah dan seharusnya sanggup menemukan fakta yang lebih spesifik yang di harapkan oleh sosiologi politik.
Ketiga, tahap member check. Yaitu menganalisis dan menuangkan ke dalam bentuk diskripsi-diskripsi serta di periksa ulang apakah sesuai dengan fakta atau menyimpang dengan fakta. Dan juga di butuhkan kejelian, ketelitian, dan kejituan dalam menelaah.

B.     Pendekatan – pendekatan Studi Sosiologi Politik
Beberapa pendekatan yang lazim di gunakan untuk mudah memahami tentang studi sosiologi politik dalam suatu pembahasan yang singkat dan sederhana agar lebih mudah di pahami.
1.      Pendekatan Historis
Pendekatan historis dapat di jumpai dalam pemikiran Karl Marx. Pendekatan ini berangkat dari apa yang di sebut proses dialektis antara teas, antitesa dan sintesa. Pendekatan ini hamper mirip dengan antropologi. Sebab , penelitian berpendekatan historis dari proses terbentuknya masyarakat politik sebagai poros kajiannya.
Suatu pendekatan historis menelaah kekuatan-kekuatan yang terorganisir ke dalam pengelempokan tipe-tipe system yang berdasarkan tipe yang tertuang dalam teori-teori. Pendekatan historis akan terpaku pada pembatasan ruang dan waktu suatu batasan yang sangat tipologis dan bersifat ekologis.
2.      Pendekatan Komparatif
            Pendekatan komparatif kaya akan gagasan dan banyak pilihan sehingga bagi para penstudi akan memiliki wawasan perbandingan dalam suatu masalah, sehingga otomatis ia akan banyak memiliki wawasan tentang aliran politik yang lainnya. Dan pendekatan komparatif meniscayakan suatu generalisasi gejala politik dalam suatu masyarakat karena ada factor persamaan dan factor perbedaan, yang di gunakan untuk menyoroti gejalam dalam suatu masyarakat lainya.
3.      Pendekatan Institusional
            Pendekatan yang selalu terfokus kepada hal – hal yang legal formal. Yang memahami berdasarkan ketetapan undang- undang Negara dan aturan-aturan lainnya. Pendekatan ini di kalanga sosiolog politik cenderuung di tinggalkan karena dengan alasan tidak akan memahami hakikat masyarakat politik yang seutuhnya.
4.      Pendekatan Behavioral
            Pendekatan Behavioral berkaitan dengan tingkah laku atau perangai anggota- anggota masyarakat politik untuk sampai kepada anggapan masyarakat politik secara utuh dan menyeluruh. Pendekatan behavioral secara khas menekankan individu sebagai unit dasar dari analisis, dan untuk memulainya, perlu di di tegaskan adanya pemisahan antara fakta dengan nilai- nilai, serta perlu membuat generalisasi terhadap tingkah laku yang ada.
5.      Pendekatan Fungsional
            Suatu pendekatan yang berasal dari istilah fungsi yang dapat di definisikan sebagai konsekuensi objektif dari satu pola aksi sistemnya(Young, 1968), sepeti teori karya Talcott Parson yang melahirkan apa yang di sebut teori system. Dan dari teori ini berkembang apa yang dimaksud pendekatan fungsional.

       Sebuah pendekatan, fungsionalisme juga tak tahan kencaman. Ia dituding kurang mampu memperhitungkan secara tepat suatu perubahan yang sistematis. Sebuah pendekatan menurut Michael Rush & Philip Althoff(1995), Bahwa pendekatan hanyalah sebuah pilihan berdasarkan asumsi-asumsi yang terhampar dalam medan kajian studi sosilogi politik. Pendekatan adalah sebuah instrument untuk memotret focus permasalahan yang sedang di kaji. Pendekatan andalah sebuah pilihan yang di khendaki peneliti, dengan asumsi berkaitan secara teoritik maupun empirik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar