Dalam sosiologi politik kebanyakan ilmuwan sering kali menelaah terhadap metode
kuantitatif, yaitu suatu metode yang menggunakan survey-survei statistic dan
kumpulan-kumpulan data agresif. Namun dalam perkembangan ilmu-ilmu social,
banyak ilmuan merasa tidak puas hanya menggunakan metode kuantitatif, karena
trurut menghadirkan metode kualitatif sebagai jawaban terhadap kebutuhan
penelitian yang makin kompleks.
1.
Metode
Kuantitatif
Pada
metode kuantitatif, para peneliti sosiologi politik anakan mengemukakan telaah
berdasarkan teknik- teknik statistic yang terkadang terkesan rumit, mungkin membosankan.
Metodelogi kuantitatif memiliki keunggulan kaena ia mampu menyajikan fakta
secara menyeluruh dan fakta itu terhindar dari kemungkinan membingungkan
pembacanya karena metode kuantitatif relative terhindar dari interprestasi
pembuatanya.
Untuk
mengumpulkan fakta-fakta kuantitatif harus bersunggug sungguh mendapatkan
wawasan dan pengertian – pengertian melalui surve terhadap responden –
responden dan yang lebih terpenting adalah penggunaan studi kasus.
2.
Penelitian
Kualitatif
Metode
kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data yang bersifat diskriptif,
yaiutu berupa kata –kata yang tertulis ata lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat di amati. Fakta kualitatif lazimnya adalah sebuah suatu
kejadian berdasarkan hasil pengamatan.
Metode
kaualitatif di anggap unik karena mencerminkan dunia tingkah laku manusia.
Dalam sosiologi politik mencerminkan tingkah laku masyaraka politik. Fakta
dalam kualitatif tidak jauh berbeda dengan fakta yang ada pada metodelogi
kuantitatif, faktanya didapat melalui observasi dan wawancara. Fakta
kuantitatif lebih menekankan rumusan fakta dalam bentuk statistic, sedangkan
kulitatif pada bentuk uraian kata- kata rasional. Pada metodelogi kualitatif
ada beberapa tahapan yang sangat penting, Pertama,
tahap orientasi. Yaitu mencermati gejala umum dan informasisecara umum dari
perilaku politik masyarakat. berguna untuk menentukan focus yang akan di
telaah/ teliti. Kedua, tahap
eksplorasi. Yaitu suatu telaah di harapka lebih terarah dan seharusnya sanggup
menemukan fakta yang lebih spesifik yang di harapkan oleh sosiologi politik.
Ketiga, tahap
member check. Yaitu menganalisis dan menuangkan ke dalam bentuk
diskripsi-diskripsi serta di periksa ulang apakah sesuai dengan fakta atau
menyimpang dengan fakta. Dan juga di butuhkan kejelian, ketelitian, dan
kejituan dalam menelaah.
B.
Pendekatan
– pendekatan Studi Sosiologi Politik
Beberapa
pendekatan yang lazim di gunakan untuk mudah memahami tentang studi sosiologi
politik dalam suatu pembahasan yang singkat dan sederhana agar lebih mudah di
pahami.
1.
Pendekatan
Historis
Pendekatan
historis dapat di jumpai dalam pemikiran Karl Marx. Pendekatan ini berangkat
dari apa yang di sebut proses dialektis antara teas, antitesa dan sintesa.
Pendekatan ini hamper mirip dengan antropologi. Sebab , penelitian
berpendekatan historis dari proses terbentuknya masyarakat politik sebagai
poros kajiannya.
Suatu
pendekatan historis menelaah kekuatan-kekuatan yang terorganisir ke dalam
pengelempokan tipe-tipe system yang berdasarkan tipe yang tertuang dalam
teori-teori. Pendekatan historis akan terpaku pada pembatasan ruang dan waktu
suatu batasan yang sangat tipologis dan bersifat ekologis.
2.
Pendekatan
Komparatif
Pendekatan
komparatif kaya akan gagasan dan banyak pilihan sehingga bagi para penstudi
akan memiliki wawasan perbandingan dalam suatu masalah, sehingga otomatis ia
akan banyak memiliki wawasan tentang aliran politik yang lainnya. Dan
pendekatan komparatif meniscayakan suatu generalisasi gejala politik dalam
suatu masyarakat karena ada factor persamaan dan factor perbedaan, yang di gunakan
untuk menyoroti gejalam dalam suatu masyarakat lainya.
3.
Pendekatan
Institusional
Pendekatan
yang selalu terfokus kepada hal – hal yang legal formal. Yang memahami
berdasarkan ketetapan undang- undang Negara dan aturan-aturan lainnya.
Pendekatan ini di kalanga sosiolog politik cenderuung di tinggalkan karena
dengan alasan tidak akan memahami hakikat masyarakat politik yang seutuhnya.
4.
Pendekatan
Behavioral
Pendekatan
Behavioral berkaitan dengan tingkah laku atau perangai anggota- anggota masyarakat
politik untuk sampai kepada anggapan masyarakat politik secara utuh dan
menyeluruh. Pendekatan behavioral secara khas menekankan individu sebagai unit
dasar dari analisis, dan untuk memulainya, perlu di di tegaskan adanya
pemisahan antara fakta dengan nilai- nilai, serta perlu membuat generalisasi
terhadap tingkah laku yang ada.
5.
Pendekatan
Fungsional
Suatu
pendekatan yang berasal dari istilah fungsi yang dapat di definisikan sebagai
konsekuensi objektif dari satu pola aksi sistemnya(Young, 1968), sepeti teori
karya Talcott Parson yang melahirkan apa yang di sebut teori system. Dan dari
teori ini berkembang apa yang dimaksud pendekatan fungsional.
Sebuah pendekatan, fungsionalisme
juga tak tahan kencaman. Ia dituding kurang mampu memperhitungkan secara tepat
suatu perubahan yang sistematis. Sebuah pendekatan menurut Michael Rush &
Philip Althoff(1995), Bahwa pendekatan hanyalah sebuah pilihan berdasarkan
asumsi-asumsi yang terhampar dalam medan kajian studi sosilogi politik.
Pendekatan adalah sebuah instrument untuk memotret focus permasalahan yang
sedang di kaji. Pendekatan andalah sebuah pilihan yang di khendaki peneliti,
dengan asumsi berkaitan secara teoritik maupun empirik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar