Ujian Nasional 2013
Sebagaimana
yang kita ketahui bersama bahwa bulan ini adalah bulan dan moment yang sangat stress
bagi siswa yang mengikuti Ujian Nasional menentukan masa depan anak-anak bangsa
untuk melanjutkan pendidikannya dari SD/MIN melanjutkan ke SMP/MTsN dan dari
SMP/MTsN melanjutkan ke SMA/MA dan dari SMA/MA melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Namun apa yang terjadi pada pelaksanaan UN (Ujian Nasional) yang dilaksanakan
pada 15 April 2013 lalu untuk Sekolah Menengah Atas tahun ini? Pelaksanaan
Ujian Nasional tahun ini untuk tingkat SMA se-Indonesia tidak terlaksana dengan serentak seperti
tahun kemarin, dan juga untuk tahun ini ada 20 paket dengan lembaran jawaban
yang begitu tipis,mudah koyak dan akan hilang warnanya jika kita menghapus
disaat ada jawaban yag salah dan ada lagi kejadian yang lembaran jawabannya di
foto copy artinya tidak asli yang tidak bisa terbaca jika di scan oleh otak
computer yang nantinya akan menentukan nasib lulus atau tidak sang peserta
ujian. Hal ini pasti akan timbul pertanyaan lagi dari benak kita, siapa yang
harus di salahkan? Sebagaimana yang kita tahu bersama bahwa yang mengatur
pendidikan di negeri ini sudah pasti ada institusi di pusat yaitu KEMDIKBUD
(Kementerian Pendidikan dan Budaya) mareka lah yang mengatur dan menjadwalkan
ini semua. Tapi nyata nya pelaksanaan Ujian Nasional tahun ini tidak se sukses
tahun-tahun yang kamarin. Apa penyebab dari kejadian ini sampai pelaksanaan
Ujian Nasional tidak berlangsung serentak? Pelaksanaan UN tahun 2013 tidak
berlangsung serentak di seluruh Indonesia akibat terjadinya keterlambatan
distribusi soal di sejumlah provinsi. Sebanyak 11 provinsi di wilayah Indonesia
tengah baru memulai UN pada Kamis (18/4/2013) saat 22 provinsi lain menyelenggaran
hari terakhir UN.
Tekanan terhadap para siswa
Bukan hanya mesin
saja hasil ciptaan dari ide kreatif manusia yang terjadi tekanan akan berakibat
hank/error. manusia itu sendiri sebagai pencipta mesin akan hank seperti mesin yang
telah ia ciptakan. artinya ketika
terjadi tekanan di pikirannya setelah memikirkan hal yang sepatutnya tidak
sanggup ia pikirkan. Begitu juga dengan para siswa-siswi peserta Ujian Nasional
memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di di susun oleh Kementerian Pendidikan
dan Budaya (KEMDIKBUD) yang barang kali mungkin belum pernah sama sekali siswa
melihat, membaca dan mendengar pertanyaan/soal yang sedemikian rupa. Belum lagi
ketika melihat lembaran jawaban yang begitu tipis dan mudah koyak yang membuat
jantung mereka berdebar-debar memikirkan hasil pengumuman “lulus atau tidak”
yang menjadi penentuan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Dan juga bentuk soal 20 paket beda dengan pelaksanan Ujian
Nasional tahun kemarin. Dimana beberapa hari sebelum pelaksanaan ujian tiba
para siswa mengelar do’a bersama untuk di berikan kemudahan dalam mengisi jawaban dari soal yang tertera di lembaran
soal. Sudah jauh-jauh hari para siswa yang mendapat dukungan serta semangat
dari para guru-guru nya untuk mempersiapkan mental mereka untuk mengikuti Ujian
Nasional. Mulai dari sinilah para siswa yang mengikuti ujian timbul perasaan “Stres secara Berjamaah”. Dan lebih
stress lagi di saat pengumuman hasil ujian tiba bahkan ada yang depresi yang
melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan seperti bunuh diri di saat mereka
melihat hasil pengumuman hasil ujian dimana nama mereka tertulis TL(Tidak Lulus). Semoga hal ini tidak
terjadi di daerah kita Aceh khususnya dan juga berharap tidak terjadi lagi
seperti yang sebelumnya di luar Aceh dalam negeri ini. Harapan kita bersama
semoga siswa yang mengikuti Ujian Nasional lulus 100 persen. Kejadian ini
menjadi yang pertama dan yang terakhir dalam dunia pendidikan di negeri ini tidak
terulangi lagi pada masa-masa mendatang dimana harapan kita bersama pelaksanaan
Ujian Nasional ke depan terlaksana dengan serentak dengan jujur bebas
kecurangan. Apa arti belajar selama lebih kurang 3 tahun lamanya hanya 3 hari
yang menentukan nasib para siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar